Pemuda Muslim, Pemuda Revolusioner...

Pemuda, Tentunya menarik untuk di pertanyakan dan di bayangkan, mengapa dalam judul essay yang saya tulis ini tidak mengambil judul “Manula Revolusioner” atau “Pemuda Gaul, Pemuda Revolusioner”. Sosok Pemuda seperti apakah yang di maksud, dan peran seperti apakah yang begitu besar sampai di sebut sebagai revolusioner atau agen perubahan....????

Pemuda di pilih sebagai pelaku, karena memiliki potensi yang besar sebagai agen perubahan. Pemuda sebagai segmen yang tercerahkan, karena memiliki kemampuan intelektual. Saya disini tidak akan membicarakan peran pemuda sebagai sosok yang paham akan teknologi atau paham ilmu-ilmu sosial, namun saya disini akan membicarakan sosok pemuda yang dapat berperan sebagai orang yang memiliki kemampuan logis dalam berpikir. Sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Kata “pemuda” akan membuat orang berpikir tentang energi yang berlebih, semangat yang membara, kekuatan yang tiada habisnya, daya kreasi yang tak pernah terhenti, dan generasi untuk kepemimpinan negara di masa depan. Bahkan seorang ulama berpendapat bahwa tampilnya kebaikan umat bergantung pada kebaikan akhlak pemudanya. Hal ini membuktikan bahwa pemuda adalah sebuah subjek yang memegang parananan penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat.



Ada tiga peran yang harus diperhatikan sosok pemuda. Pertama, Sebagai generasi penerus (Ath Thur:21) meneruskan nilai-nilai yang ada pada suatu kaum. Kedua, sebagai generasi pengganti (Al Maidah:54) menggantikan kaum yang memang sudah rusak dengan karakter mencintai dan di cintai Allah, lemah lembut kepada kaum mu’min, tegas kepada kaum kafir, dan tidak takut celaan orang mencela. Tiga, Sebagai generasi pembaharu (Maryam:42) memperbaiki dan memperbaharui kerusakan yang ada pada suatu kaum.
Kata kunci yang kedua adalah islam. Islam adalah sebuah ideologi yang memberikan energi besar bagi perubahan. Hal ini di mungkinkan karena karakter islam yang bersifat syumul (universal), mencakupi seluruh aspek kehidupan dan mengatur seluruh bagian manusia. Islam tidak hanya sekedar mengatur ibadah spiritual saja, namun meliputi segala aspek yaitu politik, pendidikan, ekonomi, budaya dll. Dan Islam juga mewarnai pola pikir, emosi, perasaan, pemikiran dan juga fisik. Ber-islam-nya seseorang akan melahirkan sebuah totalitas. Dengan adanya syahadat, seorang muslim akan meyakini bahwa dia memang di ciptakan hanya untuk beribadah (Adz Dzariat:56), bahwa tidak ada yang dapat memberikan kemudharatan kecuali atas seizin Allah, sehingga dengan demikian tidak ada lagi sesuatupun yang di takuti. Kalaupun harus berperang, mereka meyakini bahwa apapun hasilnya akan berupa kebaikan, matinya adalah syahid dan hidupnya adalah mulia..



Dari dua kata pemuda dan Islam akan memberikan sebuah energi besar yang berlipat. Potensi tersebut seharusnya diarahkan dengan baik sehingga perubahan akan tercipta. Berbicara tantang perubahan, maka akan muncul pertanyaan. Mengapa harus ada revolusi (read : perubahan) ?

Perubahan adalah sunatullah, artinya suka atau tidak, kita akan menemui perubahan. Kalaupun kita diam, maka ada banyak pemikiran lain yang akan merubah perubahan ini (kapitalisme, sosialisme, dll) yang mencoba mengubah masyarakat sesuai dengan kehendak mereka. Oleh karena itu, diamnya kita berarti membiarkan ‘kekalahan’, ideologi yang kita yakini kebenarannya dan membiarkan terjadinya perubahan kearah yang tidak kita kehendaki. Dalam firman Allah bahwa Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum hingga mereka mengubah kondisi dirinya sendiri. (Qs Ar Ra’ad:11). Melakukan perubahan adalah perintah di dalam islam, sebagaimana dalam suatu hadits Rasulullah saw menyatakan bahwa orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung, orang yang hari ini sama dengan hari kemarin adalah rugi dan orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin adalah celaka. Artinya kalau kita membiarkan kondisi statis tanpa perubahan, apalagi membiarkan perubahan kearah yang lebih buruk, berarti kita tidak termasuk orang yang beruntung. Dalam QS Al Imron:104, Allah memerintahkan agar ada kaum yang menyeru kepada kebaikan sebagai sebuah perubahan.

Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah, mengapa harus saya yang melakukan perubahan dan bukan orang lain. Secara sederhana jawabannya adalah karena kita adalah orang-orang terpilih. Dari sekitar 5 M penduduk yang memeluk Islam, suatu segmen yang tidak terlalu besar. Dari sekian banyak pemeluk Islam, mungkin hanya sekitar 5% yang menjadi mahasiswa, berarti merupakan segmen yang kecil. Dan dari sekian pemuda muslim, hanya puluhan atau ratusan yang tertarik mengikuti kajian atau membaca tulisan yang bertemakan pemuda sebagai agen perubahan apalagi yang sadar bergerak menjadi agen perubahan. Orang-orang yang sedikit ini seharusnya tidak kemudian lepas tangan, artinya membiarkan perubahan berjalan kearah yang tidak kita kehendaki. Dengan kata lain, kita telah sadar akan potensi yang kita miliki, dan setiap potensi yang bermakna adanya tanggung jawab. Makin besar potensi yang di miliki seseorang maka makin besar pula tanggung jawab yang di miliki. Dalam hadits Rasulullah yang di riwayatkan Hakim, mengingatkan kita untuk mempergunakan lima kesempatan sebelum datangnya lima kesempatan, yang diantaranya adalah masa muda sebelum datangnya tua.

Tiga pendekatan yang dapat di lakukan untuk melakukan perubahan, yang pertama, dengan merubah pola fikir individu. Kedua dengan mengubah kelompok. Ketiga menekankan pada perubahan struktur sosial yang kemudian akan menyebar ke seluruh bagian masyarakat. Kita perlu malakukan ketiganya secara simultan, hanya saja perlu di tekankan bahwa perubahan yang langgeng adalah perubahan yang berasal dari pemahaman individu. A’a Gym dengan 3Mnya, mulai dari diri kita, mulai dari yang terkecil dan mulai saat ini juga.
Melakukan perubahan secara bertahap adalah ideal, dapat digambarkan seperti halnya penciptaan manusia. Penerapan aturan Islam secara spontan akan menimbulkan penolakan yang spontan pula, sehingga akan muncul fitnah’. Pemahaman yang benar akan Islam melalui perubahan pemikiran, perasaan dan kepatuhan terhadap peraturan, dan akan menimbulkan perubahan revolusioner seorang pemuda yang bisa melakukan perubahan, merekonstruksinya sebagaimana para shahabat. Ada dua kata kunci yang perlu kita ingat dalam melakukan perubahan ini, yang pertama adalah pembinaan sehingga akan memberikan pemahaman dan motifasi yang langgeng, kedua dengan kerja keras dengan beramal, karena Allah hanya menilai amal dan usaha kita bukan hasil dari usaha kita.

Pada akhirnya memang pemuda lah yang mencetak, melaksanakan, dan menutup suatu sejarah besar. Karena sekali lagi, mereka lah yang diberikan kelebihan dan kemampuan oleh Allah untuk melakukan suatu perubahan besar, fundamental, dan missal. Sampai-sampai Bung Karno pernah berkata “Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan ku cabut Gunung Semeru dari akarnya. Dan berikan aku sepuluh orang pemuda yang mencintai bangsanya, maka niscaya akan ku guncang dunia”.
Demikianlah peran pemuda yang selalu menjadi pelopor dalam segala hal terutama dalam pergerakan Islam modern. Para pemuda harus mendapat pengarahan yang positif dan berupaya membentengi diri dari segala serbuan isme-isme modern yang akan menjauhkan para pemuda dari Islam bahkan tidak mengakui keberadaan Allah swt. Hanya para pemuda yang merupakan harapan untuk melanjutkan perjuangan dalam menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi.
Itulah pemuda, berjuanglah pemuda, semangatlah pemuda, dan hidup pemuda muslim...!
Allahu Akbar...

Runner Up Essay Competition Iqtishodi Fair 2011

0 komentar:

Posting Komentar

 
;