Jika kita
mengkaji lebih jauh dan mendalam terhadap sumber dari ajaran Islam –Al-Qur’an
dan Ahlul Bayt– maka kita akan menemukan ayat-ayat maupun hadits-hadits yang
membuktikan bahwa Islam juga membahas ilmu akuntansi.
Agama diturunkan untuk
menjawab persoalan manusia, baik dalam tataran makro maupun mikro.. Ajaran aama
memang harus dilaksanakan dalam segala aspek kehidupan.
Dari Normatif ke Teoritis
Dalam pelaksanaannya,
ajaran agama sebagai “pesan-pesan langit” perlu penerjemahan dan penafsiran.
Inilah masalah pokoknya : “membumikan” ajaran langit. Di dunia, agama harus
dicari relevansinya sehingga dapat mewarnai tata kehidupan budaya, politik, dan
sosial-ekonomi umat. Dengan demikian, agama tidak melulu berada dalam tataran
normatif saja. Karena Islam adalah agama amal. Sehingga penafsirannya pun harus
beranjak dari normatif menuju teoritis-keilmuan yang faktual.
Eksistensi akuntansi
dalam Islam dapat kita lihat dari berbagai bukti sejarah maupun dari Al-Qur’an.
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282, dibahas masalah muamalah. Termasuk di dalamnya
kegiatan jual-beli, utang-piutang dan sewa-menyewa. Dari situ dapat kita
simpulkan bahwa dalam Islam telah ada perintah untuk melakukan sistem
pencatatan yang tekanan utamanya adalah untuk tujuan kebenaran, kepastian,
keterbukaan, dan keadilan antara kedua pihak yang memiliki hubungan muamalah.
Dalam bahasa akuntansi lebih dikenal dengan accountability.
Wacana Akuntansi Syariah
Akuntansi konvensional yang sekarang berkembang adalah sebuah disiplin dan praktik yang dibentuk dan membentuk lingkungannya. Oleh karena itu, jika akuntansi dilahirkan dalam lingkungan kapitalis, maka informasi yang disampaikannyapun mengandung nilai-nilai kapitalis. Kemudian keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil pengguna informasi tersebut juga mengandung nilai-nilai kapitalis. Singkatnya, informasi akuntansi yang kapitalistik akan membentuk jaringan kuasa yang kapitalistik juga. Jaringan inilah yang akhirnya mengikat manusia dalam samsara kapitalisme.
Akuntansi konvensional yang sekarang berkembang adalah sebuah disiplin dan praktik yang dibentuk dan membentuk lingkungannya. Oleh karena itu, jika akuntansi dilahirkan dalam lingkungan kapitalis, maka informasi yang disampaikannyapun mengandung nilai-nilai kapitalis. Kemudian keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil pengguna informasi tersebut juga mengandung nilai-nilai kapitalis. Singkatnya, informasi akuntansi yang kapitalistik akan membentuk jaringan kuasa yang kapitalistik juga. Jaringan inilah yang akhirnya mengikat manusia dalam samsara kapitalisme.
Bila diperhatikan,
budaya dan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat Islam dan barat
terdapat perbedaan yang sangat besar. Dalam masyarakat Islam terdapat sistem
nilai yang melandasi setiap aktivitas masyarakat, baik pribadi maupun komunal.
Hal ini tidak ditemukan dalam kehidupan masyarakat barat. Perbedaan dalam
budaya dan sistem nilai ini menghasilkan bentuk masyarakat, praktik, serta pola
hubungan yang berbeda pula.
Tujuan akuntansi syariah
adalah terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris,
transendental, dan teologis. Dengan akuntansi syariah, realitas sosial yang
dibangun mengandung nilai tauhid dan ketundukan kepada ketentuan Allah swt.
Dengan demikian
pengembangan akuntansi Islam, nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan
harus diaktualisasikan dalam praktik akuntansi. Secara garis besar, bagaimana
nilai-nilai kebenaran membentuk akuntansi syariah dapat diterangkan.
1. Akuntan muslim harus
meyakini bahwa Islam sebagai way of life (Q.S. 3 : 85).
2. Akuntan harus memiliki
karakter yang baik, jujur, adil, dan dapat dipercaya (Q.S. An-Nisa : 135).
3. Akuntan bertanggung
jawab melaporkan semua transaksi yang terjadi (muamalah) dengan benar, jujur
serta teliti, sesuai dengan syariah Islam (Q.S. Al-Baqarah : 7 – 8).
4. Dalam penilaian
kekayaan (aset), dapat digunakan harga pasar atau harga pokok. Keakuratan
penilaiannya harus dipersaksikan pihak yang kompeten dan independen (Al-Baqarah
: 282).
5. Standar akuntansi
yang diterima umum dapat dilaksanakan sepanjang tidak bertentangan dengan
syariah Islam.
6. Transaksi yang tidak
sesuai dengan ketentuan syariah, harus dihindari, sebab setiap aktivitas usaha
harus dinilai halal-haramnya. Faktor ekonomi bukan alasan tunggal untuk
menentukan berlangsungnya kegiatan usaha.
Konsepsi Pelaporan
Keuangan
Karena akuntansi
konvensional yang dikenal saat ini diilhami dan berkembang berdasarkan tata
nilai yang ada dalam masyarakat barat, maka kerangka konseptual yang dipakai
sebagai dasar pembuatan dan pengambangan standar akuntansi berpihak kepada
kelompok kepentingan tertentu.
Laporan keuangan
merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Agar informasi keuangan yang
disajikan bermanfaat bagi para pemakai, maka proses penyajiannya harus
berdasarkan pada standar akuntansi yang berlaku. Dalam merumuskan standar
akutansi, diperlukan acuan teoritikal yang dapat diterima umum, sehingga
standar akuntansi yang diterapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi praktik
akuntansi yang berlangsung. Acuan teoritikal ini disebut kerangka konseptual
penyusunan laporan keuangan.
Fenomena kegagalan
akuntansi konvensional dalam memenuhi tuntutan masyarakat akan informasi
keuangan yang benar, jujur dan adil, meningkatkan kesadaran di kalangan
intelektual muslim akan perlunya pengetahuan akuntansi yang islami. Perumusan
kembali kerangka konseptual pelaporan keuangan dengan mendasarkan pada prinsip
kebenaran, kejujuran dan keadilan menjadi sangat mendesak untuk dilakukan.
Mengingat akuntansi syariah sesuai dengan fitrah (kecenderungan) manusia yang
menghendaki terwujudnya kehidupan bermasyarakat yang menjunjung tinggi etika
dan tanggung jawab sosial.
Islam yang disampaikan
Rasulullah saww melingkupi seluruh alam yang tentunya mencakup seluruh umat
manusia. Di sinilah perbedaan antara paham akuntansi konvensional dengan
akuntansi syariah. Paham akuntansi konvensional hanya mementingkan kaum pemilik
modal (kapitalis), sedangkan akuntansi syariah bukan hanya mementingkan manusia
saja, tetapi juga seluruh makhluk di alam semesta ini.
Wallaahu ‘alam
biishshowaab
0 komentar:
Posting Komentar